I Made Budiana, Perbekel Abiansemal Dauh Yeh Cani |
GATRADEWATA NEWS| BADUNG | Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani menurut keterangan dari Perbekel terpilih I Made Budiana, memiliki minim potensi pariwisata dan ladang atau sawah garapan. Tetapi berkat kelihaiannya sebelum menjadi perbekel sudah dia lakukan untuk mendorong usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Ia bersama kelompok kecilnya menggarap kopi asal Bali, asal pupuan, Kabupaten Tabanan, yang Ia kemas modern dengan harga sangat terjangkau. Ia sadar tidak banyak yang mampu ia lakukan seperti desa-desa lainnya yang masih memiliki sawah atau ladang garapan. Disanalah nilai kreatifitasnya, dan dirinya juga tidak terlalu nyaman bila warganya hanya menginginkan menjadi pegawai negeri, tetapi ikut membantu membangun desa secara mandiri, banyak yang bisa digali.
"Tidak banyak yang bisa diangkat di Desa ini, tetapi kita mulai dari kreatifitas saja mengemas dari desa lain, seperti kopi cani ini, dan saya ingin pemuda desa sini jangan hanya ingin jadi pegawai negeri saja, tetapi ikut membangun desa, seperti budidaya pakan seperti cacing sutra, atau lele,"ujarnya semangat, (27/02/2021).
Harga kopi yang tergolong murah dengan kualitas premium ini, dipasarkan dengan harga Rp. 10.000,- saja per-130gr, "Kemasannya yang bagus ini tidak memalukan bila dipakai untuk melayat misalnya," jelas Budiana.
Selain itu Budiana juga membuat dupa yang berbau harum untuk kegiatan sehari-hari umat Hindu di Desanya, menurutnya ini penting dalam berusaha manusia harus memulainya dengan bersembahyang, sebelum melakukan aktifitas. "Saya buat yang baunya tidak enak (dupa-red) gak bisa, "candanya sambil ditemani secangkir kopi Cani dikala hujan lebat sore itu.
Budiana yang juga sedang menemui tamu-tamunya menceritakan juga tentang potensi alam berupa sumber mata air yang berada di Desanya. Ada 4 titik di Banjar Tegal, Kedampal, Baluan dan Banjaran, debit air cukup berlimpah begitu pula kwalitas airnya layak untuk digunakan sebagai bahan baku air minum.
Dari kondisi itulah dirinya hendak membuat air minum kemasan dengan rencana nama 'AQUCANI'. Kemasan ini berbeda dengan air isi ulang biasa, karena air ini akan bisa dikemas botolan ukuran kecil, besar, serta galon yang dapat didistribusikan keluar dari wilayah Desanya secara komersial, yang nantinya akan mendatangkan nilai ekonomis bagi warga sekitar Abiansemal Dauh Yeh Cani ini.
"Kami sudah punya orang yang ahli untuk masalah air minum kemasan ini, orang yang pengalamannya sudah sampai luar negeri, "cerita Budiana.
Tapi ia juga bercerita kendala yamg dialaminya adalah masalah pendanaan yang cukup besar untuk membuat itu menjadi nyata, "kira-kira kita butuhkan adalah sekitar 7 miliar,"terangnya.
Ia tak mau mencari investor dari luar untuk membiayai project ini, karena baginya akan menjadi lain arahnya, "bukan lagi untuk desa tetapi untuk kepentingan perusahaan jadinya, "ungkap Budiana. Tetapi ia juga menerangkan bahwa dirinya akan memulai dengan kapasitas yang lebih kecil dahulu dan agar tetap bisa memenuhi kepentingan untuk kesejahteraan Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani ini.
Kemudian yang ia akan lakukan dalam waktu dekat adalah berhubungan dengan kewajiban yang sudah dianggarkan oleh Kabupaten Badung, untuk membuat Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang wajib ada di desa. Dijelaskannya soal lahan TPST, ia menjelaskan bahwa Abiansemal Dauh Yen Cani memang belum ada, "tetapi kita akan mencoba untuk mengontrak tanah, "jelasnya.
Edukasi untuk hal ini juga sangat perlu, tentang pemilahan sampah antara sampah organik dan non organik. "Mungkin dimasa pandemi seperti ini program air kemasan dan TPST itu menjadi prioritas kita, yang nantinya saya harap mampu menyumbang penghasilan asli desa untuk kesejahteraan masyarakat sekitar, "pungkasnya. (Ray)
Translate