-->

Search News

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Video

Nasional

Pariwisata

Life & style

Musik & Film

Profile

Model & Fashion



» » » » Ide hebat Rai Sudani Desa Sibang Kaja, Plastik jadi Solar

 

Perbekel terpilih Sibang Kaja

GATRADEWATA NEWS | BADUNG | Desa Sibang Kaja pada saat Pemilihan perbekel (Pilkel) serentak tanggal 7 Februari yang lalu, memiliki calon sejumlah 4 calon perbekel yang maju dalam perhelatan pilkel. Desa Sibang kaja yang terdiri dari 7 banjar, dengan jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) 5,023 orang, dengan hasil akhir perhitungan Ni Nyoman Rai Sudani kembali terpilih untuk yang ke 2 (dua) kalinya, dengan perolehan suara 1.662 mengungguli 3 calon lainnya.

Ditanya soal program kerja yang akan dilakukannya setelah pelantikan nanti, Rai Sudani menjelaskan bahwa kondisi saat ini, saat pandemi semacam ini tidak akan membuat program baru, tetapi hanya melanjutkan program tahun sebelumnya.

Dirinya mengungkapkan ada 3 kali musyawarah desa (Musdes) tapi terpending, tahun ini akan dilanjutkan seperti penataan jogging track yang sudah ada di Subak Uma Lambing. Mudah-mudahan ada dana dari pusat turun karena itu merupakan jalan usaha tani diusahakan diselesaikan secara bertahap.

Lalu rencana untuk merehab jembatan Anggrek merupakan jembatan yang dilalui dari batas desa ke  Blumbungan hanya bisa dilalui sepeda motor itu harus ditangani secepatnya karena usia jembatan sudah lama. Perlu juga penataan di desa adat Lembing prioritasnya penanggulangan bencana terkait retaknya senderan. 

Disektor pendidikan sedang menjajaki kerjasama dengan tamu asing pemilik sekolah Green School. Terlepas dari Green School membuat yayasan dengan nama 'Astungkara Way'.

Rai Sudani juga menambahkan adanya CSR (Corporate Social Responsibility) dari Arab yang mau membantu membangun sekolah tetapi dengan bangunan sejenis wantilan mudah-mudahan ini dapat terealisasi.

"Ini juga bertujuan untuk menunjang desa Sibang Kaja sebagai desa wisata dan eko wisata, membuat sekolah berbasis pertanian dan pariwisata pedesaan karena dari dulu wisatawan sering datang kesini," jelasnya.

Ada lagi nanti bantuan dari pengelola sekolah Green School berupa mesin pengolahan sampah plastik menjadi solar. Mesinnya sudah dibayar oleh orang tua murid recananya dibulan Maret atau April akan diuji coba.

Mesin pengolah sampah plastik menjadi solar ini merupakan pilot project satu-satunya yang pertama di Indonesia.

" Diharapkan dengan mesin pengolah sampah plastik menjadi solar mampu mengatasi sampah non organik seperti plastik menjadi produk turunan berupa solar yang  memiliki nilai jual sehingga bisa memberikan kontribusi pendapatan desa dan menyerap tenaga kerja yang selama masa pandemi ini tidak bekerja karena PHK maupun dirumahkan, "pungkas Ni Nyoman Rai Sudani. (Tim)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama