-->

Search News

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Video

Nasional

Pariwisata

Life & style

Musik & Film

Profile

Model & Fashion



Lelang Tak Sesuai Prosedur, Nasution Minta Hargai Bangunan Adat

 

Suriantama Nasution (kiri) kuasa hukum dan IB Suryahadi kanan

DENPASAR - Banyak dugaan bahwa bank-bank itu terkadang tidak benar-benar memperjuangkan hak nasabah. Ada aduan dari seorang nasabah (kreditur) sebuah bank BUMN bernama Dr. IB Suryahadi, Sp.B., menyebutkan telah dirugikan.

Ia menceritakan bahwa dirinya mengalami situasi dimana adanya beberapa kejanggalan yang berujung pada hilangnya aset yang dimilikinya.




Dimulai dari tahun 2017, Suryahadi melakukan kredit pinjaman di Bank Mandiri yang sebelumnya mendapat pinjaman di Bank BCA.

" Pengajuan kredit saya senilai 15 Milliar dengan 3 jaminan, villa saya, rumah saya ini dan di rumah Renon, " ucapnya, Rabu (18/10/2023).

" Tetapi akad kredit yang dibacakan rumah saya yang di Renon yang saya ganti rumah di Gunung Catur, ya salah ini saya ganti (menceritakan ucap lawan bicara). Dan itu tidak dijelaskan kreditnya bagaimana, cuma ini akan dipotong langsung auto debet, " keluhnya kepada awak media.

Keluhnya kembali belum genap 1 bulan sudah mendapatkan potongan secara auto debet pokok dan bunga. Dikatakannya bahwa ia menandatangini akad kredit itu di tanggal 27 September ini baru tanggal 5 oktober, dijawab pihak bank itu sudah system.

" Bahkan petugas pajak juga sempat menanyakan sejumlah uang besar yang ada di rekening dan saya menunggu akte kredit belum juga saya dapatkan, saya dapatkan melalui pdf "

" Saya tanyakan ke Notaris, dijawab sudah diserahkan semuanya ke bank, ini buat saya curiga, ini ada sesuatu akte kredit saya tidak diberikan "

" Sampai saat ini hanya itu saja loh yang saya pegang, melalui somasi saya minta, tidak pernah dikasih, " jelasnya.

Pada awal Oktober 2018, ia menceritakan bahwa dirinya mengalami kesulitan yang melanda usahanya karena kondisi tamu dari mancanegara tidak bisa datang untuk berobat. Cancel semua karena kondisi Bali saat itu tidak baik, sehingga dirinya mengajukan keringanan kepada Bank Mandiri.

Pihak Bank memberikan solusi dengan skema restrukturisasi kredit, dengan meminta setoran 250 juta, yang mana setiap bulan akan dipotong 50 juta sebagai cicilan perbulan, setidaknya selama 5 bulan kedepan.

Pihak nasabah menyetor dana 250 juta pada bulan 14 Februari 2019.
Saat itu dari pihak Bank memberikan print out dari data out standing dan meminta pembayaran dana tiap bulan disetorkan melalui rekening GNC (Giro Non Customer)

Tetapi pada bulan Maret 2019, ternyata jumlah dana yang dipotong menjadi 146 juta, dengan alasan ada dana appraisal, biaya restrukturisasi, tunggakan bunga dan kekurangan bayar cicilan sebelumnya yang saat pertemuan sebelumnya tidak disampaikan pihak Bank ke nasabah.

Tetapi nasabah tetap meneruskan pembayaran cicilan setiap bulan ke pihak Bank melalui aplikasi Living Mandiri dan mengirim screen shoot bukti transfer setoran kepihak Bank sebagai tanda bukti.

Pada bulan September 2019, pihak nasabah dipanggil pihak Bank Mandiri untuk bertemu dengan pejabat Bank Mandiri cabang Gajah Mada, disana disampaikan bahwa status subjek jaminan akan dilelang (villa) karena sudah masuk coll 5, dan hanya diberi waktu 2 minggu jika ingin menyelesaikan pembayarannya.




Hal ini membuat kaget pihak nasabah, karena selama ini sudah melakukan proses pembayaran rutin setiap bulan, tetapi tidak tercatat dilaporan kas Bank Mandiri.

Hal ini dibuktikan saat nasabah meminta data catatan rekening Banknya dibuka dengan disaksikan oleh pihak Bank Mandiri.

Hal yang juga mengherankan, nasabah tidak pernah dihubungi pihak Bank Mandiri, terkait adanya gagal bayar yang terjadi selama periode tersebut.

Akhirnya villa tersebut dilelang dan terjual dengan harga jauh dibawah harga pasaran yang semestinya.

Hal ini terulang kembali pada jaminan berikutnya, berupa rumah tinggal yang berlokasi di Jalan Gunung Catur Denpasar, dilelang dan terjual dengan harga dibawah harga pasaran juga pada bulan Februari 2020.

Pada bulan Desember 2021, dikeluarkan kembali surat lelang untuk jaminan rumah yang ke 3, saat itu nasabah melalui kuasa hukumnya melakukan perlawanan untuk mencegah agar rumah ini tidak masuk proses lelang, sehingga hingga saat ini proses lelang bisa ditangguhkan.

Nasabah sampai saat ini tetap berusaha berjuang mencari keadilan melalui pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah perbankan ini, tetapi saat ini belum ada titik temu yang bisa memberikan solusi atas ketidakadilan yang nasabah alami.

"Saya sudah dirugikan secara materi, belum lagi kerugian imaterial yang merusak nama baik kami. Saya menuntut keadilan agar ditegakkan, jangan lagi ada kezholiman yang dilakukan oleh oknum yang akan merusak citra perbankan secara keseluruhan," demikian pintanya.




Lanjut kepada Suriantama Nasution, SE, SH, MM, MBA, MH, BKP, Advokat, CCM, CFP, CLA, CTL, CMCP., selaku kuasa hukum dari Dr. IB Suryahadi, Sp.B. ia menyebutkan tidak ada wanprestasi.

" Betul, proses lelang memang ada prosedurnya, nah penjelasannya harus adanya Wanprestasi disana "

Dikatakan juga disana bahwa kliennya tetap ada membayar disana. Adanya restrukturisasi, reconditioning, dan adanya kondisi yang tidak normal, misalnya darurat kesehatan itu jelas POJK-nya.

" Pandemi ke Endemi juga ada, yaitu darurat ekonomi, inflasi yang tinggi, resesi di beberapa negara dari G20 diaminin menjadi U20, gak bisa dibandingin apel dengan jeruk "

" kita akan bantah itu, " jelasnya, Rabu (18/10/2023).

Disini dirinya melihat bahwa ini bukan wanprestasi melainkan perbuatan melawan hukum.

" Mereka tergiring, aset mereka habis dan tidak ada pertanggungjawaban disini "

Lebih lanjut nilai aset 12 Milliar dihargai menjadi 6 - 7 Milliar, itu kerugian nyata bagi principalnya. Sedangkan aset yang akan dilelang adalah rumah tua dari kliennya. Yang notabene hukum adat di Indonesia ini adalah hukum yang tertinggi ujarnya.

" Rumah tua yang tidak mungkin dialihgunakan, dimana 'sense urgency' Bank Mandiri. Kami akan proses peradilan dan meminta OJK untuk melakukan suspend Bank Mandiri "

" Gak mungkin ada sebuah lembaga keuangan yang katanya sudah terbuka (tbk) melakukan praktik-praktik manipulasi, setidaknya misadministrasi, maladministrasi dan malmanagement ini terjadi disini, kita butuh keyakinan dan keadilan yang diminta oleh principal kita "

" kita tidak mau cerita ini berulang, Kita butuh literasi perbankan, kita butuh keterbukaan dati BUMN yang katanya pakai Akhlak, " pungkasnya.

Sampai berita ini turun, pihak Bank Mandiri belum dapat dikonfirmasi karena hari libur. Rencana awak media akan melakukan konfirmasi kembali. (Ray)

Gubernur Bali dan Wayan Koster Hadiri Upacara Pakelem di Danau Batur

 

Wayan Koster (tengah) dan Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.

BANGLI - Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Bapak DR. IR. Wayan Koster, M.M, mengikuti prosesi Upacara Pakelem ring Danau Batur serangkaian Karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung, Bakti Pakelem ring Segara lan Pucak Gunung Batur, Mapaselang dan Mapadanan di Pura Segara Ulun Danu Batur, Pura Jati, Songan Kintamani.



Prosesi Upacara Pakelem ring Danu Batur yang dilaksanakan Bapak Wayan Koster, turut juga dihadiri oleh PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya bersama Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta.

Dalam prosesi yang sakral tersebut, Bapak Wayan Koster bersama Krama Adat setempat melakukan Upacara Pakelem ditengah Danau Batur dengan menggunakan sarana wewalungan kebo hingga bawi. Tujuan dari pelaksanaan upacara ini untuk memuliakan sekaligus menyucikan air, dengan doa supaya Ida Bhatari Dewi Danu memberikan kerahayuan dan kesejahteraan kepada seluruh Krama Bali. (Sumber facebook Sobat Koster), Rahina Tilem Sasih Kapat, Sabtu (Saniscara Pon, Matal) 14 Oktober 2023, Bangli.



Upacara pakelem lima tahunan yang pelaksanaannya diambil sama dengan tahun 1919 silam dipuput oleh 11 Sulinggih.

Puncak upacara pemuliaan Danau Batur yang persiapannya telah berlangsung sejak 2 September 2023 itu terdiri atas tiga kegiatan utama, yakni Tawur Agung Labuh Gentuh, Mapakelem di Puncak Gunung dan Danau Batur, serta Mapaselang. Tawur Labuh Gentuh yang digelar di areal utama mandala Pura Segara Ulun Danu Batur dipuput oleh Ida Pedanda Gde Putra Bajing Griya Tegaljingga, Denpasa; Ida Pedanda Gde Putra Kekeran, Griya Blahbatuh, Gianyar; Ida Pedanda Rai Griya Pidada Sengguan, Klungkung; Ida Pedanda Budha Griya Saraswati, Batuan, Gianyar; Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Putra Daksa, Griya Agung Lingga Acala, Calo, Gianyar; dan Jero Gede Sengguhu Tumburuwasa, Griya Jero Gede Sengguhan, Lambing, Badung. 

Tawur Agung Labuh Gentuh menggunakan sarana wewalungan (binatang) seperti kerbau, sapi, luwak, manjangan, anjing bangbungkem, kijang, petu, babi butuan, kambing, angsa, banyak, bebek belang kalung, bebek buli sikep, dan berbagai jenis ayam menurut warna. Selanjutnya, pakelem di puncak Gunung Batur dilaksanakan di dua tempat, yakni Pucak Kawanan Gunung Batur dan Pucak Kanginan Gunung Batur (kawah utama). Upacara tersebut dipuput Ida Pedanda Gde Ngurah Keniten, Griya Kediri, Sangeh, Badung; Ida Pedanda Gde Made Rai Keniten, Griya Denpasar; dan Ida Pedanda Budha Griya Gunung Sari, Ubud.

Pada saat Mapaselang, upacara dipuput pula oleh empat orang sulinggih yakni Ida Pedanda Oka Buruan, Griya Sandingsuta Manik Manuaba, Pejeng, Gianyar; Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang, Griya Buduk, Badung; Ida Pedanda Rai Griya Pidada Sengguan, Badung; Ida Pedanda Istri Karang, Griya Sibetan.

" Terima kasih atas semua pihak yang turut membantu pelaksanaan upacara Danu Kerthi, ini merupakan ritual yang diamanatkan para panglingsir Batur sebagai cara untuk memuliakan dan berterima kasih pada alam, khususnya Danau Batur, " ucap Jero Gede Batur.

" Kami menggunakan pola yadnya seperti 104 tahun yang lalu, yakni pada tahun 1919, di mana pakelem di danau menggunakan 3 ekor kerbau dan 1 ekor babi seharga 1.000, " jelasnya.

Pada saat pakelem di tengah segara turut dilaksanakan ritual nuwur tirtha amerta oleh masyarakat Batur, yang diikuti oleh Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendrajaya; Gubernur Bali 2018-2023, Wayan Koster; Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta; Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. I Nengah Duija; dan lain-lain. (Tim)

BPBD Bali Raih 3 Penghargaan Nasional

 


DENPASAR - Informasi menggembirakan, BPBD Bali meraih 3 penghargaan Nasional sekaligus dalam penyelenggaraan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tahun 2023 yang di selenggarakan di Kendari Sulewesi Tenggara, 12 Oktober 2023.

BNPB sekaligus memberikan penghargaan kepada BPBD-BPBD yang berkinerja baik, dalam acara Rakornas Logistik dan Peralatan pada waktu yang lalu. Dalam forum tersebut BPBD Provinsi Bali memperoleh 3 penghargaan sekaligus yaitu,

1. BPBD terbaik kategori perencanaan dan tata kelola gudang logistik dan peralatan penanggulangan bencana tingkat provinsi wilayah tengah;

2. Terbaik II dalam Kompetisi Yel-Yel Bulan PRB dengan tema kesiapsiagaan logistik dan peralatan dalam menghadapi bencana.

3. BPBD Terfavorit dalam Kompetisi Yel-Yel Bulan PRB dengan tema kesiapsiagaan logistik dan peralatan dalam menghadapi bencana. (Tim)

Kebakaran TPA Hari 3, Pengungsi Mulai Terlihat Padati Kantor Lurah Serangan

 


DENPASAR - Malang nasib masyarakat di sekitar TPA Suwung Kangin, kebakaran hebat yang melanda membuat masyarakat sekitar harus mengungsi di Kantor Lurah Serangan dari beberapa KK penduduk yg bermukim di sekitaran TPA Suwung Kangin yang saat ini terdampak kepulan asap akibat kebakaran.




Telah tiba beberapa orang pengungsi yang terdampak kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan yang saat ini mengungsi di Kantor Lurah Serangan, Jumat (13/10/2023) pukul 19.30 Wita.

Adapun jumlah pengungsi di Kantor Lurah Serangan sampai saat ini sebanyak 6 KK terdiri dari 25 Jiwa dengan rincian 11 orang dewasa dan 13 orang anak-anak.




Saat ini seluruh pengungsi di tampung di ruang pelayanan Kantor Lurah Serangan dan seluruhnya masih terlihat dalam keadaan sehat walafiat.

Tidak menutup kemungkinan, untuk pengungsi di Kantor Lurah Serangan kedepannya kemungkinan bisa bertambah karena api belum dapat dipadamkan.

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
(TKSK) Denpasar Selatan maupun dari pihak kesehatan akan mendata kembali esok paginya. Mereka akan menurunkan personil PMI guna melaksanakan pemeriksaan kesehatan.




" Setelah assessment pihak Tagana akan mengirimkan bantuan seperlunya dan untuk sore tadi pengungsi telah di berikan bantuan berupa nasi kotak dan besok pihal Tagana akan memberikan bantuan kasur lipat, " ungkap seorang petugas yang tidak mau disebutkan namanya. (Tim)

Editor : Ray

Rangkaian HUT Yayasan Bhumi Bali Swari ke - 1, Bagikan Sembako dan Dana Bantuan


Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Agni Daksa Nata selaku pembina Yayasan Bhumi Bali Swari.

GIANYAR - Dalam menyambut Hari Ulang Tahun yang ke-1, Yayasan Bhumi Bali Swari adakan rangkaian kegiatan sosial kemanusiaan di Puri Sundaram Yoga Batusepih, Gianyar, Minggu (08/10/2023).



Dalam acara tersebut, Ida Acarya Budha Dana selaku pemilik Puri Sundaram Yoga Batusepih, memberikan sambutan kerohanian dengan wejangan damai yang berlandaskan cinta kasih. Ucapan yang dilantunkannya sambil melakukan meditasi yoga membawa atmosfer yang merubah hati menjadi damai indah dan penuh kasih.

Tamu undangan yang terlihat hadir adalah anak - anak binaan dari Yayasan Bhumi Bali Swari, Made Yudistira selaku pembina Komunitas Rare Bali dan lainnya.



Acara tersebut juga membagikan bantuan sembako dan dana bantuan kepada anak - anak binaan, guna untuk mencukupi kebutuhan sehari - hari mereka. Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Agni Daksa Nata selaku pembina Yayasan Bhumi Bali Swari, terlihat membagikan secara langsung bingkisan dan uang tersebut.

Ida juga dalam wawancara singkatnya menyebutkan bahwa Yayasan Bhumi Bali Swari memang masih belum besar, namun sumbangsih ini diharapkan mampu meringankan beban bagi anak - anak yang kurang mampu, terutama untuk anak - anak yang ingin melanjutkan sekolahnya.



" Kami berharap Yayasan Bhumi Bali Swari nantinya dapat berkembang lebih besar lagi dan rasa terima kasih yang besar kepada para donatur yang terus secara intens memberikan bantuannya, " sebut Ida.

Ida juga menyebutkan bahwa acara ini merupakan rangkaian acara HUT ke - 1 dari Yayasan Bhumi Bali Swari, puncaknya di tanggal 10 Oktober 2023 akan diadakan di Sekretariat Yayasan Bhumi Bali Swari di Griya Mas.



Pelayanan yang tulus ikhlas ini diharapkan dapat berkelanjutan, dengan tujuan utama yayasan adalah turut dapat ikut mencerdaskan bangsa dengan membantu anak - anak sekolah, bantuan sembako, uang dan pakaian sekolah serta perlengkapannya agar mereka masih tetap dapat bersekolah.

" Kita padukan pelayanan ini dengan spriritual, ritual dan kasih. Puncak acara nanti akan mengundang para donatur dan relawan, " pungkas Ida. (Ray)

Bayar Pakai Hape


HUMOR - Karena agak sulit ambil dompet di tas utk bayar belanjaan di swalayan, kasir melirik pembeli yang udah lumayan berumur dan bilang gini. "Pak, ngga harus tunai. Di sini bisa kok bayar pakai handphone,". 

Mendengar itu, pembelinya mengernyit dan wajahnya seperti kesal. Dia jawab begini. "Heiii mbak. Handphone Iphone 13 saya ini harganya 7 juta. Total belanjaan saya ini paling cuma 200 ribu. Enak aja saya disuruh bayar pakai handphone!! Enak di kamu tapi ngga enak di saya, haaa!!!!"😡🔥🔥🔥

Kasir:@#^$*%)_₩#£×_$,%)$ (salahku apa?😭😭😭😭😭

Sumber : FB Gus Hendra

Diduga SK MDA Bodong, Bikin Ricuh Desa Adat Tunju

 

Penolakan oleh krama adat Desa Adat Tunju.

SINGARAJA - Ulah salah satu warga di Desa Adat Tunju, Desa Gunungsari, Kecamatan Seririt, Buleleng yang mengesahkan dirinya sendiri sebagai Bendesa Adat Desa Adat Tunju mendapat perlawanan dari masyarakat adat (krama adat) sekitar.



Bila melihat surat yang beredar ada kejanggalan yang terlihat, tidak singkronnya tanda tangan Dr. Drs. I Made Wena M.Si., sebagai Patajuh Bandesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali dengan letak tempat dibubuhkannya tanda tangan tidak tepat (match). Dan letak itu seperti editan dengan ada bayang - bayang bekas 'cropping' yang terlihat.


" Kami duga itu palsu, " sebut Putu Budiana.

Pasalnya Gede Suradnya yang melakukan 'Parikrama Pamikukuh Muwah Pajaya - Jaya' (upacara pelantikan) dirinya sebagai Bendesa Adat ditolak krama adat, karena dianggap ilegal.

Penolakan ini melibatkan Jro Ketut Arta selaku Bendesa Adat Tunju yang lalu, yang masih berstatus Bendesa Adat sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Majelis Desa Adat (MDA).

Tidak hanya itu, akibat adanya dualisme kepemimpinan salah satu pihak terancam berurusan dengan hukum setelah dilaporkan ke Polres Buleleng dengan tuduhan penggelapan.

Bersama dengan Saba Desa Nyoman Edi Arta, Kerta desa Putu Budiana, Jro Mangku Tri Kayangan tiga desa Adat Tunju bersama Krama adat di Pura Desa Adat Tunju Desa Gunung Sari Kecamatan Seririt Buleleng, Rabu (29/9/2023) sepakat menolak pelantikan Gede Suradnya.

Dimana penetapan dan pelantikan itu dianggap tidak sesuai dengan awig – awig dan perarem yang disepakati.

Menurut Kerta Desa Putu Budiana, hasil pemilihan yang dilaksanakan Rabu 8 Maret 2023 tidak sah disebabkan tanpa adanya musyawarah mufakat.

"Pemilihan Bendesa Adat, Desa adat Tunju melanggar perarem yang disepakati bersama terkait umur dan ijazah. Aturan itu yang dilanggar dengan ngotot melaksanakan pemilihan, " ujarnya.

Itu lantaran dirinya telah mengajukan keberatan dengan bersurat  kepada Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali agar SK penetepan dibatalkan.

Berdasarkan SK Majelis Desa Adat (MDA) nomor> 081/SK.K/MDA.P Bali/XI/2020, jro Bendesa Ketut Arta melalui kuasa hukumnya yakni Made Indra Andita Warma, SH., Nengah Anjasmara,SH., Made Dita Atmaja, SH., telah mengirimkan surat keberatan ke MDA Bali atas diterbitkannya SK MDA Bali yang mengakui sebagai Bendesa Adat Baru atas nama Gede Suradnya.

"Gede Suradnya masih menjalani proses hukum dengan berstatus terlapor, dengan dugaan penyalahgunaan wewenang di Desa Adat, " jelasnya.

Apalagi aturan (awig-awig) mengharuskan pengangkatan Bendesa Adat baru harus melalui proses 'ngadegang' Bendesa Adat yang dilakukan oleh bendesa adat lama (Pemegang SK).

" Proses itu belum dilaksanakan, " ungkap Jro Arta.


Gede Suradnya


Menanyakan tentang surat itu kepada Gede Suyadnya melalui sambungan ponsel, dirinya tidak menjawab pertanyaan awak media, melainkan menceritakan kronologis rapat besar yang pernah diselenggarakan yang menekankan dirinyalah terpilih menjadi Bendesa Adat Tunju.

" Masa di Pura, Pemedek dane Mangku ajak berpolitik pak, kurang tepat kalau menurut tiang, " ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa tidak ada yang menolak, karena proses dan prosedur sudah sesuai dengan Perarem Nomor 01 tahun 2022.




" Nanti tiang ceritakan 'history' nya pak "

" Dengan data dan fakta - fakta dilapangan lanjut data - data administrasi yang sudah dilaksanakan oleh panitia pemilihan klian Adat, " pungkasnya. (Ray)

Kunjungan Kerja Komisi X, Zainuddin: Perlunya Penataan Kuliner Agar Ramai Kunjungan

 


DENPASAR - Kunjungan kerja Komisi X DPR RI ke kota Denpasar dalam peninjauan lapangan ke Pura Sakenan, Desa Wisata Serangan pagi ini dalam masa persidangan I Tahun Sidang 2023 sampai 2024, Rabu (27/09/2023).

Kunjungan ini dalam penataan di wilayah Pura Sakenan yang merupakan wilayah dari Desa Serangan, merupakan bagian dari pengawasan dan penyusunan RUU tentang kepariwisataan yaitu substansi hukum dalam UU tentang Kepariwisataan yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pengaturan dan perkembangan kepariwisataan saat ini.

Banyak pertanyaan dari masyarakat tentang integrasi pariwisata dan budaya, struktur hukum terkait kelembagaan dan hubungan tata kerja kepariwisataan, serta minimnya daya dukung dan pendanaan kepariwisataan.

Perlunya Koordinasi kepada pihak terkait untuk tidak hanya menyaksikan kegiatan spiritual semata, tetapi dapat benar - benar mendukung kegiatan wisata itu sendiri, yang kelak menjadi satu kesatuan utuh dari wisata Pura Sakenan.




Menemui Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si., selaku ketua tim yang hadir saat itu menjelaskan bahwa dirinya saat ini bersama rombongan meninjau yang disebutkannya merupakan aset yang lebih tua dari Pura Besakih.

Ia sempat menyinggung soal sepinya tempat wisata Pura Sakenan, yang dijawab bahwa ramainya hanya pada saat upacara keagamaan saja.

Kondisi inilah yang menjadi harapan bersama agar dapat dikelolanya dengan baik wilayah dari Pura Sakenan ini agar menjadi wilayah yang ramai dikunjungi wisatawan diluar hari - hari upacara tertentu.

" Aset ini bersumber dari aset wisata Heritage, ini saya kira perlu untuk dimanfaatkan sebagai modal pengembangan wisata untuk lebih jauh lagi "




" Ini wisata rintisan padahal ini adalah Pura Heritage yang paling tua yang wisatanya masih berstatus rintisan, " ujarnya, Rabu (27/09/2023).

Ia mengatakan juga bahwa perlunya pengembangan lebih lanjut terhadap keberadaan dari Pura Sakenan ini.

" Pengembangan kulinernya juga perlu, jadi wisatawan yang berkunjung kesini dapat mengikuti upacara - upacara spiritual yang biasanya pada hari raya Kuningan "

" Bisa juga menjadi destinasi wisata diluar kegiatan wisata ritual nantinya "

Ia juga menambahkan, pengembangan menjadikan sebuah kawasan yang kompleks seperti penataan terhadap kuliner dan souvenir yang dapat mengangkat UMKM yang ada di wilayah sekitar Desa Serangan.

Kegiatan ini dapat menarik investasi untuk menopang destinasi wisata Pura Sakenan yang merupakan kawasan Heritage yang sudah sangat tua.

" Harus bisa dikapitalisasi untuk dapat memperkaya wisata yang ada di Bali "

Ia juga menganjurkan untuk kementerian BUMN untuk mengajak pelaku usaha dalam berpartisipasi menjaga dan melestarikan kawasan heritage dari Pura Sakenan ini.

Peluang ini juga disinggungnya bahwa dari jasa transportasinya juga dapat menjadi bagian yang perlu dikembangkan kedepannya, yang kelak menjadi satu kesatuan uruh dari wisata Pura Sakenan.

" Perlunya Koordinasi kepada pihak terkait untuk tifak hanya menyaksikan kegiatan spiritual semata, tetapi dapat benar - benar mendukung kegiatan wisata itu sendiri "

" Perlunya dukungan untuk 'Amenity' nya itu , " pungkasnya, yang dulunya Pura Sakenan ini dikelilingi laut yang pada tahun 1978 sudah mulai diurug menjadi suatu kawasan Pura Sakenan.

*Amenity = Kenyamanan atau fasilitas - fasilitas penunjang. (Ray)

Bijak Gunakan Antibiotik, Dokter Manik Sebut Efektif Bila Ada Regulasi Undang - Undang

 

dr. I Wayan Agus Gede Manik Saputra, M.Ked. Klin. Sp.MK (PAMKI Bali) dalam paparannya

TABANAN - Program Diseminasi & Kick Off, Program Desa Bijak Antibiotika (SAJAKA) atau proses penyebaran informasi atau pengetahuan kepada khalayak luas dalam memperkenalkan resistensi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR) yang terjadi akibat penggunaan antimikroba, termasuk antibiotik, secara tidak rasional.




Kondisi ini secara data medis merupakan ancaman serius bagi kesehatan secara global. Dewan Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) melaporkan ada 700.000 kematian diseluruh dunia (2017) akibat AMR.

Apabila tidak dikendalikan secara optimal, kondisi ini adalah sebuah pandemi senyap yang mengancam hingga 10 juta kematian setiap tahun pada tahun 2050. Menurut hasil studi, antibiotik dapat dibeli tanpa resep di 64 persen negara Asia Tenggara. Lebih lanjut, hasil survei menyebut hampir 87 persen rumah tangga di Indonesia menyimpan antibiotik.




Salah satu faktor penting penanganan AMR adalah kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penggunaan antimikroba secara lebih bijak, seperti melalui program Desa Bijak Antibiotika (SAJAKA) yang diprakarsai oleh One Health Collaboration Center (OHCC) Universitas Udayana.

SAJAKA bertujuan mengubah persepsi, pengetahuan, dan perilaku penggunaan antibiotik di tataran komunitas secara lebih bijak oleh masyarakat di Desa Bengkel, Tabanan, Bali, pada tahun 2021-2023.




Program ini didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID),
serta diinisiasi dan dilaksanakan melalui Proyek One Health Workforce-Next Generation (OHW-NG) oleh OHCC Universitas Udayana bersama Indonesia One Health University Network (INDOHUN).

Dalam praktiknya, SAJAKA mendapat dukungan penuh dari pemerintah Kabupaten Tabanan, serta sejumlah asosiasi, dan perguruan tinggi di Bali.

Temuan SAJAKA pada program tahun 2021-2022 menyebut bahwa responden
menganggap antibiotik diperlukan dalam keadaan sakit tenggorokan (75 persen), demam (72,1 persen), dan batuk pilek (66,6 persen). Lebih jauh lagi, sebagian responden pernah
menggunakan antibiotik tanpa resep untuk mengatasi demam (56,1 persen) dan sakit tenggorokan (50 persen).




I Nyoman Wahya Biantara, S.Kom., selaku Perbekel Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan menyebutkan dalam sambutannya bahwa dirinya baru memahami bahayanya penggunaan antibiotika secara sembarangan.

" Penyuluhan program ini (SAJAKA) sudah dilakukan di Desa Bengkel sudah sejak setahun yang lalu "

" Semenjak itu masyarakat baru memahami bahwa harus bijaknya penggunaan antibiotik, baru tahu juga penggunaan antibiotik secara sembarangan dapat menyebabkan kematian, " ungkap Perbekel Desa Bengkel, Jumat (22/09/2023).

Program itu agar lebih efektif, Perbekel Desa Bengkel ini menganjurkan langsung melalui banjar - banjar yang ada, jadi bisa langsung bertemu dengan masyarakat.

" Mereka dati OHCC banyak bawa tim saat itu, mereka langsung bertemu dengan masyarakat, " ujarnya.




Prof. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K)., dalam paparannya sebagai narasumber menyebutkan bahwa target dalam penelusuran di lapangan juga mendapatkan hasil yang baik.

" Syukur banget program kita dapat berjalan dengan baik, dari target 30 rumah tangga ternyata dapat 120 rumah tangga dengan sedikit merubah angle pendekatan dengan masyarakat "

Ia juga menekankan bahwa dalam program yang dijalankannya ini mendapatkan 80% rumah tangga sudah tidak menyimpan antibiotik di rumahnya.

" Mohon kepada ibu - ibu bila anggota kami (OHCC) datang ke rumah dan menanyakan apakah ada antibiotika di rumah, mohon diberikan informasi, " harapnya.




Menemui Bambang Chriswanto selaku pejabat dari PT. Pfizer Indonesia bagian Policy & Public Affairs Director Pfizer Indonesia & The Philippines and Management of PT. Pfizer Indonesia, menyebutkan dalam paparannya bahwa persoalan resistensi antimikroba merupakan pandemi senyap.

" Itu karena ancamannya dibawah arus, menggulung dengan cepat dan bisa menimbulkan dampak yang luar biasa, itu berbeda dengan Covid -19 kemarin "

AMR itu sebutnya merupakan persoalan yang sudah lama, makin hari makin kompleks dan lintas sektor, ini wajib ditangani secara menyeluruh.

" Penggunaan antibiotik itu harus tepat, tepat guna, 'treatment outcome' yang artinya adanya observasi berapa lama pasien itu harus dirawat di rumah sakit dan penggunaan antibiotikanya "

Kegiatan SAJAKA itu merupakan kegiatan bottom up, dari bawah ke atas dan kita harus bijak dan rasional dalam penggunaan antibiotik.

" Mengkonsumsi antibiotik yang diresepkan oleh dokter harus habis dan wajib membeli di toko - toko yang resmi dan terpercaya, " ujarnya.




Kemudian berlanjut menanyai, dr. I Wayan Agus Gede Manik Saputra, M.Ked. Klin. Sp.MK (PAMKI Bali) yang mendapat tugas 'Policy Brief' dimana risalah kebijakan dan hasilnya dapat direplikasi ditempat yang lainnya.

" Temuan - temuan yang didapat dilapangan yakni satu adalah tenaga kesehatan, kedua komunitas dan ketiga adalah peternak. Dimana pelaksanaannya bagaimana menggunakan antibiotik itu secara bijak "

Terkait dengan indikator terhadap masyarakat wajib dan terus menerus harus diberikan edukasi kepada masyarakat, agar pemahaman masyarakat terkait penggunaan antimikroba (antibiotik) bisa diterima dengan baik di masyarakat.

Kemudian untuk peternak, hasil yang dijelaskan dokter yang satu ini adalah baik.

" Peternak khususnya babi, sudah tidak lagi mencampurkan antibiotik di makanan ternak mereka, ini dapat direplikasikan ditempat lain nantinya, " ungkapnya.

Pertanyaan bahwa seorang bidan dapat memberikan antibiotik di desa - desa itu adalah karena adanya supervisi dari dokter spesialis kandungan yang ada di wilayah tersebut.

" Mereka harus tetap dalam supervisi dari dokter spesialis kandungan, tetapi bila pemberian secara pribadi dalam undang - undangnya itu tidak boleh "

Kendala yang menjadi halangan adalah adanya anggapan bahwa penggunaan antibiotik di masyarakat itu adalah penggunaan seperti obat biasa.

Sasaran ibu rumah tangga yang didapat ternyata lebih efektif bila sang anak sendiri yang diberikan pemahaman yang dalam program SAJAKA ini.

" Makanya dalam program kami, anak - anak SD sudah kami edukasi terhadap penggunaan secara bijak antibiotika ini "




Menanyakan soal dorongan untuk mendapat regulasi secara undang - undang menjadi konsen tersendiri terhadap obat - obat jenis antibiotika.

" Regulasi penggunaan antibiotika di Indonesia ini belum jelas pengaturannya "

" ini masih grey atau abu - abu dalam pengaturannya, tidak seperti antinarkotika dan psikotropika lainnya "

Antibiotika sebutnya juga termasuk obat - obatan dengan logo biru (obat keras), bila ini didukung dengan regulasi yang jelas tentu dapat mengontrol penggunaannya di masyarakat nantinya.

" Di Negara maju jelas sekali, mereka mengatur penggunaan antibiotik itu dengan resep bila tidak akan ada pinalti bagi penyedia antibiotik, " ungkapnya. (Ray)

Acara Gema Perdamaian, Ekspresi Damai dari Bali untuk Dunia

 

Gema Perdamaian

DENPASAR - Acara yang diselenggarakan oleh komunitas Gema Perdamaian mengundang banyak organisasi masyarakat dan tokoh - tokoh Bali. Event itu juga memperingati hari 'International Peace Day' yang merupakan ungkapan rasa syukur hidup dengan damai dan berdampingan di Gong Perdamaian, Kertalangu, Denpasar, hari Kamis 21/09/2023.




Gema Perdamaian ini diselenggarakan yang sekarang ini ke 21, artinya dunia melaksanakan ini sudah 44 tahun, dengan mengambil tema,

'Refleksi Budi Luhur'

dirangkai dengan mengadakan berbagai lomba diantaranya lomba foto, melukis, yoga juga meditasi.

Awal pertemuan, mereka melakukan kegiatan melukis bersama dan menempel gambaran daun yang menunjukan keikutsertaan dalam mengabarkan kedamaian kepada semesta dan sesama.




Masyarakat yang juga ikut merasakan atmosphere kecintaannya kepada acara ini walau diadakan secara sederhana. Mereka juga terlihat tertawa dan ceria dalam.menyambut Hari Perdamaian Dunia, 21 September 2023.

Gema Perdamaian, ekspresi Damai dari Bali untuk Dunia, yang dapat diartikan kedamaian adalah kebutuhan mutlak setiap manusia, naluri setiap manusia yang normal pasti ingin hidup selalu dalam keadaan damai, tenteram, nyaman, aman dan jauh dari kekerasan. 

Namun demikian, tidak semua manusia menyadari nalurinya, sekelompok manusia cenderung ingin meniadakan yang lain, sekelompok manusia, sadar atau tidak, seringkali dan suka mengumbar kebencian dan melakukan kekerasan terhadap sesama manusia.




Ini memang sikap dan perilaku primitif, tetapi toh masih sering kita temukan di jaman digital yang serba canggih ini.
Gerakan sekelompok anak bangsa di Bali untuk menggemakan rasa damai yang kemudian dikenal dengan Gema Perdamaian (disingkat GP) tak terasa kini sudah memasuki usia 21 tahun.

I Dewa Putu Sudarsana selaku Ketua Panitia International Peace Day dalam sambutannya mengatakan bahwa damai itu hak setiap orang, damai itu harus diperjuangkan.




" Senyum itu adalah malaikat dalam hidup, " ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa kata merdeka itu sangat mahal harganya, jadi daripada itu wajib harus dijaga.

" Berterima kasih banyak untuk tetap menyuarakan perdamaian "

Ia juga bercerita bahwa gerakan ini lahir dari suasana keprihatinan paska teror Bom yang mengguncang dan memporak porandakan Bali pada 2002 lampau.

" Gerakan ini bermula dari Sekelompok anak bangsa yang peduli Bali berkumpul guna merajut kembali rasa damai yang sempat terkoyak oleh ulah segelintir manusia biadab yang tak berperikemanusiaan menyebarkan teror yang berujung pada tragedi kemanusiaan Bom Bali "




Gerakan Gema Perdamaian (GP) pertama kali digelar pada Oktober 2003 yang berupaya mengedukasi dan menyadarkan bahwa kita semua bersaudara.

Acara ini didukung oleh Pemerintah Provinsi Bali, Pemkot Denpasar, berbagai organisasi masyarakat, FKUB, PHDI, Paiketan Krama Bali, Perkumpulan Pasraman Indonesia, Komunitas Parasparos, Forum Studi Majapahit, IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association), Bali Villa Association, INTI Bali, Pasraman-pasraman, Perguruan tinggi se-Bali, media masa, perusahaan swasta dan seluruh kelompok masyarakat pecinta damai di Bali.

Dalam kegiatan itu juga digelar doa bersama dengan menggaungkan doa dan vibrasi hening perdamaian ke dalam diri, pelaksana, peserta dan hadirin dari acara ini, mengisi kosmik sehingga bisa menyebar ke seluruh Bali, Indonesia, dan seluruh dunia.

" Sehingga diharapkan energi damai dan kasih ini dapat melingkupi seluruh kehidupan kita dan hidup kita seharihari dapat lebih berlandaskan hening, rasa damai dan kasih tersebut "

Puncak acara GP akan digelar pada Sabtu 7 Oktober 2023 di Pelataran Timur Monumen Bajra Sandhi dan akan melibatkan ribuan peserta pecinta damai dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah dan kalangan swasta. Ini adalah maha karya yang direncanakan melibatkan setidaknya 5.000 masyarakat pecinta damai.

Puncak acara Gema Perdamaian ini diharapkan menjadi “Hari Besar Damai Bersama” dan tonggak mengekspresikan rasa damai dari Bali ke seluruh dunia.




" Ini juga merupakan momen yang sangat tepat dimana di Indonesia akan ada pesta demokrasi politik Pemilu, sekarang tahapan sudah berjalan kalaupun belum sepenuhnya tetapi ini merupakan suatu bagaimana kita menciptakan bibit benih - benih damai pada waktu nanti di Pemilu tidak lagi bentuk - bentuk kekerasan maupun intimidasi. Semua dilakukan dengan demokrasi dan politik berjalan dengan damai dan nyaman ," ucap I Dewa Putu Sudarsana. (Ray)

Habis Sembahyang, Dipukul Orang Yang diduga Oknum ASN Kota Denpasar

 

A.A. Ngurah Gede Agung Joniarta mendapatkan pemukulan dan perlakuan tidak menyenangkan, kerugian yang diderita kacamata rusak dan wajah lebam.

DENPASAR - Kejadian yang tidak mengenakan terjadi terhadap A.A. Ngurah Gede Agung Joniarta (korban), alih - alih ingin khusyuk sembahyang malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan.

Kronologis bermula pada saat korban berada di Banjar Belaluan Sadmerta dalam rangka 'piodalan' (upacara) di Mrajan Banjar. Pada saat hendak 'muspa' (sembahyang) seseorang menghardik dengan mengatakan,

" Sing dadi nak nganggo canang be maturan abe keluhur (tidak boleh menggunakan canang yang sudah dihaturkan), " ungkap Korban bercerita, Sabtu (16/09/2023) saat berada di kantor Polisi Resort Denpasar Utara.

Menurut keterangannya, yang mengatakan hal itu adalah paman dari pelaku yang melakukan kekerasan kepada dirinya, yang berawal saat 'ngelungsur' canang di ajeng (tempat) Ida Betara untuk dipakai muspa.

" Tentu hal itu membuat saya tidak nyaman, karena dilakukan didepan banyak orang "

Ia mengatakan bahwa saat itu dirinya mengabaikan perlakuan paman dari pelaku dan kembali melanjutkan sembahyang.

" Setelah selesai sembahyang baru 'tiang' (saya) menanyakan kepada paman pelaku mengenai kejadian tadi "

Ia mengaku bahwa sudah menanyakan hal tersebut dengan nada yang halus,

"  Atu (sebutan Ratu_Red), nak wenten napi nike wawu? (Ada masalah apa tadi) Apa masalah canang nika (itu)?, " jelasnya.

Ia menceritakan bahwa si paman itu mengatakan bahwa, ia diberitahukan dulu sama pemangku agama bahwa tidak boleh memakai canang yang sudah dipakai 'maturan' dipakai kembali untuk sembahyang.

" Tiang nak nikain e dumun sareng ida pedanda sing dadi canang be maturan abe ke luhur, " jelas korban menirukan.

Kemudian dijawab oleh korban,

" O nggih, men ten dados nike anggen tiang, mangde dados tiang budal ngambil sekar anggen muspa "

(" Oh begitu, kalo tidak boleh saya pakai, biar saya boleh pulang ambil bunga untuk saya pakai sembahyang ")

Ia malah menjawab, " Sing keto " (tidak begitu).

Ya dia menjelaskan kembali bahwa dirinya memberitahukan bahwa janganlah bersikap begitu didepan umum.

" Ten Tu (Ratu), Atu becikin nae nikain sampunang kenten "

(" Bukan Tu, Atu baikin kalo berbicara, jangan seperti itu (nada kasar/keras_red) ")

Ia tetap saja menjawab, " Sing Keto, sing keto " (" Tidak begitu - tidak begitu")

Kemudian korban lanjut bercerita bahwa dirinya tidak terlalu memperpanjang masalah itu, kemudian turun ke bawah, yang diartikan tidak mau memperpanjang masalah kekerasan verbal tersebut.

" Apalagi saat itu dalam kondisi 'Piodalan' (upacara), " sambungnya.

Setelah itu dirinya mengatakan bahwa beristirahat di warung di samping banjar dengan warga lainnya yang juga sedang duduk disana.

Tidak berselang lama datanglah pelaku dengan inisial A.A.NTJ, dengan nada tinggi dan berbicara ngawur.

"Wa (penjaga warung_red), Baang arak konyang (kasih arak semuanya yang disini) pang lengeh jak konyang (biar mabuk semua "

" Jeg, baang Wa (kasih aja pak/bu), Mriki minum sik tiang, sire je dot minum (kesini minum siapa saja yang mau minum, " tiru korban yang mengatakan bahwa nada yang digunakan itu seperti menantang.

Kemudian, dirinya dan warga lainnya dikatakannya tidak menghiraukan dan malah tertawa bersama menanggapi omongan pelaku tadi.

Bahkan anak pelaku yang ada disana juga meminta bapaknya untuk pergi, yang ini menandakan adanya kondisi yang tidak baik seperti menantang dan lainnya.

Tentu kondisi tersebut merupakan contoh perbuatan tidak menyenangkan, contoh perbuatan tidak menyenangkan:

1. Memaki.
2. Menghina.
3. Mempermalukan Di Depan Umum.
4. Memaksa Seseorang Untuk Berbuat Sesuatu.
5. Mengancam Seseorang Baik Secara Fisik Maupun Verbal.

Pasal perbuatan tidak menyenangkan Perbuatan tidak menyenangkan diatur dalam Pasal 335 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Dengan ancaman kurungan paling lama 1 tahun penjara dengan denda paling banyak 4,5 juta rupiah.

Kemudian lanjut cerita, tidak berapa lama pelaku datang kembali dengan tantangan,

" Wa, kude ade arak pesuang, yang mayah "

(Wa (penjual), berapa ada arak keluarkan, saya yang bayar "

Mendengar itu dirinya kemudian menjawab,

" Karena situasi sudah tidak enak (tegang), saya bilang, Turah, yening wenten sane minum driki banggiang tiang sane naur "

( "Turah (pelaku), kalo ada yang minum disini biar aja saya yang bayar ")

Itu yang membuat pelaku tetap ngedumel gak jelas. Kemudian korban mendekati pelaku, kemudian bertanya.

" Turah nak punapi niki, yening jagi wenten sane baosin, ngiring baosin "

( "Turah ada apa ini, kalo ada yamh mau dibicarakan ayo dibicarakan" ), " jelasnya.

Korban sambil merangkul pelaku mengajak duduk untuk berbicara, tetapi sepertinya pelaku tidak terima.

" Saya mengingatkan dia, biar tidak ada masalah di kemudian hari "

Sepertinya tidak senang diingatkan, pelaku tetap ngotot, bersikap keras dan berujung melakukan pemukulan ke arah kepala. Tapi korban saat itu tetap diam tidak melawan, setelah dirinya ditenangkan oleh warga yang lain, sepertinya pelaku belum puas memukul korban.

" Setelah dilerai, tidak berapa lama ia (pelaku keluar lagi dari gang tanpa baju dan kamen, yang ingin kembali mencari saya "

" Saat itu warga lainnya yang melihat mengamankan saya untuk menjauh, " pungkasnya.

Atas kejadian ini korban melaporkan ke polsek Denpasar Utara, pelaku yang melakukan diduga dari ASN (Aparatur Sipil Negara) Pemerintah Kota Denpasar.

Memukul seseorang bisa terjerat pasal 351 KUHP, yang diancam paling lama 2, 8 bulan penjara atau bila mengakibatkan luka berat diancam penjara paling lama 5 tahun. (Ray)

Wayan Koster Paparkan Ekonomi Kerthi Bali di World Economic Situation and Indonesia's Prospects

 

Wayan Koster menjadi keynote speaker pada kegiatan Wolrd 
Economic Situation and Indonesia’s Prospects.

BALI - Peserta Advanced Course on The Social and Ecological Market Economy 2023, Wolrd Economic Situation and Indonesia’s Prospects merespon luar biasa gagasan Transformasi Ekonomi Bali Wayan Koster melalui konsep Ekonomi Kerthi Bali yang benar – benar berpihak kepada sumber daya lokal Bali.

Apresiasi kepada Wayan Koster disampaikan saat Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali menjadi keynote speaker pada kegiatan Wolrd 
Economic Situation and Indonesia’s Prospects yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina, Indonesia dan Konrad Adenauer Stiftung.



Kegiatan Wolrd Economic Situation and Indonesia’s Prospects berlangsung dari hari, Minggu (Redite Umanis, Merakih), 17 September 2023 sampai Rabu (Buda Wage, Merakih) 20 September 2023 di Prama Sanur Beach Hotel Bali dengan menghadirkan para akademisi, Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc.Ph.D, Prof. Marcus Marktanner dari Kennesaw State University, USA, serta Dr. Denis Suarsana yang menjabat sebagai Director of Konrad Adenauer Stiftung (KAS). 

Wayan Koster dalam keynote speaker-nya menyampaikan kontribusi pariwisata Bali terhadap ekonomi Bali mencapai lebih dari 54 persen yang menyebabkan PDRB Provinsi Bali lebih dari 54 persen disumbang oleh pariwisata.

Saat situasi normal, ekonomi Bali tumbuh sangat bagus atau selalu diatas pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun 2019 ekonomi Bali tumbuh 5,6 persen, namun akibat munculnya pandemi COVID – 19 ekonomi Bali tahun 2020 menjadi minus 9,3 persen (Year on Year).

Sejalan dengan tertanganinya Pandemi COVID – 19, Wayan Koster langsung mengambil kebijakan berani dengan megizinkan wisatawan masuk ke Bali tanpa karantina pada tanggal 7 Maret 2022 dan pariwisata Bali mulai tumbuh pelan – pelan, hingga ekonomi Bali semakin membaik serta tumbuh positif pada tahun 2023 Triwulan I sampai Triwulan II tumbuh 5,6 persen atau diatas nasional. 

Pasca pulihnya ekonomi Bali dan belajar dari Pandemi COVID – 19 hingga adanya faktor eksternal seperti kejadian Bom Bali I, Bom Bali II, bencana alam erupsi Gunung Agung, Wayan Koster dalam kepemimpinannya sebagai Gubernur Bali tidak lagi membiarkan ekonomi Bali bergantung pada dominasi oleh satu sektor yaitu sektor pariwisata.

Karena itu, Wayan Koster memberlakukan transformasi ekonomi melalui Ekonomi Kerthi Bali yang dibangun dengan nilai – nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang harmonis terhadap alam, ramah lingkungan, hijau, menjaga kearifan lokal, berbasis sumber daya lokal, berkualitas, bernilai tambah, 
kuat secara berkelanjutan dalam menghadapi dinamika perkembangan 
zaman.

Ekonomi Kerthi Bali memanfaatkan potensi yang betul – betul bersumber dari potensi alam, manusia, dan kebudayaan Bali dengan memiliki 6 sektor unggulan sebagai Pilar Perekonomian Bali, yaitu: 

1) Sektor Pertanian dengan Sistem Pertanian Organik; 

2) Sektor Kelautan dan Perikanan; 

3) Sektor Industri, meliputi industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali; 

4) Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi; 

5) Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; 

6) Sektor Pariwisata, yaitu pariwisata berbasis budaya, berkualitas, dan 
bermartabat.

Kebijakan Ekonomi Kerthi Bali yang diberlakukan oleh Wayan Koster mendapat apresiasi, karena Bali yang berada di negara agraris dan negara maritim telah menekan lajunya impor beras, impor miras, dan impor garam dengan keluarnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali, Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/atau Destilasi Khas Bali serta Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 17 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali.

Hal itu kemudian mendapat dukungan dari Hotel/Restaurant di Bali untuk memanfaatkan produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali guna terwujudnya kesejahteraan para petani, nelayan, dan perajin Bali. 

Para akademisi nasional dan internasional yang hadir juga memberikan Wayan Koster ‘applause’ tepuk tangan, karena kebijakan Ekonomi Kerthi Bali yang disusun oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali sangat 
mendukung tumbuhnya IKM/UMKM yang bergerak di bidang fashion busana Endek Bali dan busana Adat Bali, setelah keluarnya kebijakan setiap hari Selasa para PNS, siswa sekolah, sampai pegawai swasta menggunakan busana berbahan Kain Tenun Endek Bali dan setiap hari 
Kamis, Purnama dan Tilem menggunakan busana Adat Bali. 

Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc.Ph.D mengungkapkan kepemimpinan Wayan Koster sebagai Gubernur Bali telah mampu membawa perekonomian Bali bangkit dan pulih pasca Pandemi COVID – 19, setelah Wayan Koster memiliki kebijakan politik ekonomi yang 
Kami kenal dengan Transformasi Ekonomi Bali melalui Ekonomi Kerthi Bali. (Tim)

Editor : Ray

Penikmat Kopi dan Coklat Jember Adalah Destinasi, "Gak pengen nyoba ta?”

GM Java Lotus Hotel Jember,  Jeffrey Wibisono V

JEMBER - PRODUSEN olahan berbahan baku coklat terbesar ke dua dunia ada di Indonesia, yang mana Makasar sebagai pintu keluar masuknya. Dan, urusan kopi serta coklat, Jember adalah pusat penelitian produk - produk olahan pangan tersebut.


Keberadaan Puslitkoka Indonesia ---pernah mendengar atau berkunjung?--- di sudut Kabupaten Kota Carnival, Kota Cerutu ini, menjadikan Jember destinasi penting pengembangan beragam kopi dan coklat.




Lebih dari itu, Jember tidak hanya berurusan pada pengembangan dan budidaya tanaman kopi serta coklat. Komoditi bernilai ekonomis tersebut juga membuka peluang bertumbuhnya artisan kopi, coklat Nusantara. Salah dua dikembangkan ---untuk menambah keragaman pengalaman pengunjung--- di oulet kudapan Java Lotus Hotel Jember.  

Di Java Lotus Hotel Jember, dalam pengamatan General Manager Hotel  tersebut, Jeffrey Wibisono V, seduhan kopi paling diminati pelanggan masih pada klasik kopi Tubruk dan Cappucinno.

“Sesuai pangsa pasar konservatif yang menginap, tren permintaan ragam varian kopi dan kopi kreasi (fancy drinks) dari generasi eksplorer modern meningkat drastis. Pasar tersebut sangat menjanjikan,” paparnya. 

Jeffrey, bersama tim F&B Service, secara bertahap mengembangkan menu minuman kopi dan coklat untuk menjawab permintaan pangsa pasar yang dinamis. Baginya, Jember dengan temperatur tropis yang selalu hangat, minuman - minuman segar adalah suatu kebutuhan.




Setelah melalui beberapa pertimbangan matang maka meluncurlah beragam iced coffee kehadapan tamu antara lain Blue Latte, BOG Coffee dan yang terbaru Onbetkuk Coffee. 

Respon para penikmatnya membuat tim F&B Service semangat.  Mereka diganjar  senyuman manis dan kata “enak” dari para tamu.

Jeffrey termasuk sukses dengan program ini. Ia mampu menempatkan Hot Choco dan Hot Choco_Latte menjadi minuman berkelas internasional dengan dominasi rasa dark chocolate nya.

Meski tergolong mainstream, namun inovasi tersebut boleh dibilang unik. Jeffrey menjamin penikmat kopi dan cokelat dimanjakan dengan sensasi jump out of the box. 

Kabar baiknya lagi bahawa kreasi kopi dan cokelat tersebut sudah mulai disuguhkan di kopiKOE Cafe, Java Lotus Hotel Jember. "Kami tidak yakin minuman model ini bisa dinikmati di hotel lain manapun," tutup Jeffrey sambil meneguk tetesan cokelat  terakhir.

"Gak pengen nyoba ta?” (Tim)