-->

Search News

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Video

Nasional

Pariwisata

Life & style

Musik & Film

Profile

Model & Fashion



» » » » Koperasi Pasar Windhu Bhoga Pemogan Tutup, Masyarakat Resah

 

Plang nama koperasi pasar Windhu Bhoga

GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Pandemi Covid-19 merupakan pukulan keras bagi pergerakan ekonomi di Bali secara keseluruhan, itu fakta dan merupakan survei di lapangan mengatakan kondisi sulit dan semua serba dibatasi.


Kadek Adi Sarmana, pemilik deposito di koperasi pasar Windhu Bhoga


Begitu juga sektor keuangan seperti koperasi, yang sejatinya adalah soko guru perekonomian di masyarakat. Kondisi parah ini terjadi di koperasi pasar Windhu Bhoga di desa Pemogan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Bagaimana tidak, berdasarkan informasi yang tersusun di redaksi dalam penelusurannya, didapatkan masyarakat (nasabah) dari koperasi pasar Windhu Bhoga yang memiliki deposito tidak dapat menarik dananya. Ini disinyalir adanya kredit macet yang terjadi di dalam koperasi pasar Windhu Bhoga.


Plang pasar tradisional Whindu Bhoga


Ironi memang, apalagi setelah di cek di Sertifikat Nomer Induk Koperasi (NIK) di http://nik.depkop.go.id/ (klik untuk link), tidak terlihat nama Koperasi Pasar Windhu Bhoga, yang tentu bila sudah memiliki itu akan mendapatkan pengawasan dan pengayoman dari Kementerian Koperasi dan UKM dan jajarannya. Apalagi dengan tujuan pengumpulan dana dari masyarakat tentu harus ada regulasi yang benar.

Kadek Adi Sarmana dan I Made Muliarta, yang merupakan satu keluarga ini mendapatkan kesulitan dalam mengambil dananya yang tersimpan di Koperasi tersebut, "kakak (Muliarta) memiliki dana deposito disana 100 juta rupiah, kalo saya (Adi Sarmana) dan bapak saya (Wayan Sendi) 350 juta rupiah. Itu sekitar 7 tahun yang lalu, "ungkapnya, Kamis (10/02/2022), di rumahnya.

Adi Sarmana juga mengatakan bahwa ia mengetahui karena isu yang ada di masyarakat sulit menarik depositonya, "ya saya dengar deposito (bunga 1%/bulan) masyarakat di pasar lebih banyak daripada yang dikeluarkan kredit oleh koperasi, "jelasnya.

Tentu ini menjadi hal buruk bagi manajemen koperasi pasar Windhu Bhoga sendiri dimana uang yang masuk lebih banyak tetapi penyaluran kreditnya tidak banyak, lalu yang menjadi pertanyaan kemana sisanya deposito tadi.


 I Gusti Ketut Mayun Mahardika, Kepala pasar Whindu Bhoga Pemogan


Menghubungi pihak kepala pasar Windhu Bhoga, I Gusti Ketut Mayun Mahardika mengungkapkan hal senada. Ditanya soal modal pasar yang berada di koperasi pasar Windhu Bhoga dirinya mengatakan tidak ada, bahkan kontribusi harian juga ditabungnya di koperasi yang sudah tutup ini.

"Saya juga dengar rumor banyak nasabah yang deposito daripada yang kredit, "sebut kepala pasar yang ramah ini, Jumat (11/02/2022), di kantor Pasar Windhu Bhoga.

Ia mengatakan juga bahwa permasalahan yang ada sudah terjadi kesepakatan bersama antara masyarakat yang mendepositokan uangnya dan yang memiliki kredit disana. Anggunan yang dikuasai oleh koperasi awalnya dikatakan sudah diserahkan kepada pemilik deposito.

"Sudah dirembuk dan disetujui semua belah pihak sebagai penyelesaian bahwa yang kredit akan membayar pemilik deposito, "jelasnya.

Ini menjadi lucu karena keuntungan koperasi seharusnya dari selisih deposito yang ada dan kredit yang dikeluarkan, apakah sekarang menjadi pinjaman pribadi dengan kesepakatan bunga tertentu terhadap anggunan kreditur.

Ditanya lagi soal anggota yang mendepositokan apakah ada yang tertunggak dengan solusi itu, ia mengatakan sisa 6 orang dan koperasi dikatakan belum ada jalan keluar untuk membayar.

Solusi ini malah memperumit situasi bahwa yang lemahlah si pendeposito akan terancam tidak ada solusi. Bahkan ia juga menjelaskan bahwa sepengetahuannya banyak anggunan yang berada penguasaan dari koperasi seperti sertifikat tanah, bpkb mobil dan motor.

"Saya dengar juga ada anggunan menggunakan tanah di pulau jawa, "tambahnya, yang mengelola pasar dengan 122 pedagang ini.

Tentu ini menjadi kekacauan dalam pengelolaan keuangan yang bermaksud menjadi payung ekonomi anggotanya terutamanya pedagang pasar. Kini malah bertindak sebagai eksekutor tertinggi dari kekayaan anggotanya yang takutnya menjadi tekanan baru tanpa proses yang jelas dan transparan. Bahkan apakah anggunan di Jawa itu sudah diselidiki kebenaran dan keabsahannya dari sertifikat tersebut, yang ditakutkan dapat merugikan koperasi kedepannya.

Mengkonfirmasi kepada kepala koperasi pasar Whindu Bhoga belum mendapat jawaban sampai berita ini turun, kemungkinan sudah berganti nomer. (Ray)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama