 
Buleleng, Bali – Upaya mewujudkan Bandara Internasional Bali Utara sebagai ikon pembangunan berkelas dunia semakin konkret. PT BIBU Panji Sakti (BIBU) resmi menjalin kerja sama strategis dengan tiga mitra internasional dalam upaya mempercepat realisasi proyek senilai Rp50 triliun yang berlokasi di Kubutambahan, Buleleng.
Melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), BIBU menggandeng PT Powerchina Inteligensi dan Integritas Energi Teknologi Indonesia (afiliasi PowerChina), ClarkeHopkinsClarke Architects (CHC) dari Australia, serta PT Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS) yang berada di bawah naungan Garuda Indonesia Group.
Penandatanganan dilakukan di kantor BIBU, disaksikan oleh para penglingsir dari Paiketan Puri-Puri Se-Jebag Bali (P3SB). Kehadiran para tokoh adat ini menjadi simbol dukungan masyarakat Bali terhadap proyek yang digadang akan menjadi wajah baru pariwisata dan ekonomi wilayah utara.
CEO PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko menegaskan, kolaborasi lintas negara ini merupakan langkah nyata dalam membangun bandara berstandar global yang tetap menjunjung nilai-nilai lokal.
“Kami ingin Bandara Bali Utara tidak hanya megah secara fisik, tetapi juga mencerminkan filosofi harmoni dan kearifan Bali. Sinergi dengan mitra internasional ini adalah komitmen kami menghadirkan bandara yang ramah teknologi, ramah lingkungan, dan ramah budaya,” ujar Erwanto.
Dari sisi teknologi energi, PowerChina akan berperan dalam menghadirkan sistem energi hijau dan smart microgrid guna memastikan bandara beroperasi dengan efisiensi tinggi dan berkelanjutan.
“Kami siap membawa solusi energi terbarukan melalui sistem penyimpanan baterai modern untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia,” terang Zeng Anzhi, Direktur Powerchina Inteligensi dan Integritas Energi Teknologi Indonesia.
Sementara itu, ClarkeHopkinsClarke (CHC) akan memimpin rancangan kawasan Aerotropolis Bandara Bali Utara melalui pendekatan Nature Positive Urbanism — konsep desain yang menyatukan keanekaragaman hayati, budaya, dan arsitektur tropis berkelanjutan.
“Kami ingin bandara ini menjadi contoh bagaimana modernitas dapat berpadu dengan keindahan alam dan budaya Bali,” ujar Dean Landy, Co-Partner CHC.
Dukungan operasional juga datang dari GDPS, yang siap berkontribusi dalam manajemen SDM dan layanan aviasi berstandar internasional.
“Kami berkomitmen menyiapkan sumber daya manusia unggul agar layanan bandara ini dapat bersaing dengan bandara besar dunia,” kata Cornelis Radjawane, Direktur Utama GDPS.
Tokoh masyarakat Bali, AA Alit Kakarsana dari Puri Blahbatuh, menyambut baik langkah BIBU menggandeng mitra global.
“Bandara ini bukan hanya infrastruktur, tetapi simbol pemerataan pembangunan dan kebangkitan ekonomi Bali Utara,” tegasnya.
Dengan target operasi pada tahun 2028, Bandara Internasional Bali Utara diharapkan menjadi pusat konektivitas udara baru Indonesia, sekaligus pintu gerbang ekonomi hijau dan pariwisata berkelanjutan di kawasan utara Pulau Dewata.
“Bali Utara akan tumbuh sebagai kawasan yang inklusif, kompetitif, dan menjadi representasi Bali masa depan,” tutup Erwanto. (Tim)


 






 

 
 
 
 
 

