-->

Search News

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Video

Nasional

Pariwisata

Life & style

Musik & Film

Profile

Model & Fashion



» » » » » Gusti Ayu Diah, gelorakan semangat perempuan sebagai pemimpin bangsa

 

Dr. I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi Wedasteraputri Suyasa, SE, MM.

GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Acara Pelantikan Pengurus Kaukus Perempuan Parlemen Provinsi Bali Periode 2020-2024, Ketua terpilih Dr. I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi Wedasteraputri Suyasa, SE, MM, dalam sambutannya mengatakan bahwa kebanggaannya terhadap kaum perempuan dalam parlemen, karena keberadaan perempuan sudah mulai diberikan tempat terdepan sebagai pemimpin. 


Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Bali yang diwakili oleh Wakil Gubernur Bali, Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si. (Cok Ace), Ketua Presidium Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia beserta pengurus, Bapak Ketua DPRD Provinsi Bali, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali (yang mewakili), Perwakilan Anggota legislatif Perempuan Kab/Kota, Pimpinan Partai yang diwakili Bidang Perempuan dan para undangan serta wartawan, Sabtu (29/05/2021), di Wantilan DPRD Provinsi Bali.

Ditambahkan acara penandatanganan MOU antara KPP Provinsi Bali dengan PMI Provinsi Bali

"Mari kita pekikkan Salam Perjuangan, Merdeka. Untuk itu kita mengucapkan syukur angayubagia kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karuniaNYA bagi kesehatan dan keselamatan kita, terlebih-lebih lagi di dalam masa pandemi ini. Semoga dalam semangat kekeluargaan, kebersamaan dan gotong royong ini, kegairahan dan antusiasme yang sudah mulai tumbuh di dada para Perempuan Parlemen ini, tidak akan pernah surut lagi untuk mendarmabhaktikan kinerjanya, "jelas Gusti Ayu Diah.

Ia juga mengatakan, "Tidak ada pesta yang tidak usai, Jadi begitu selesai acara Pelantikan ini, maka kewajiban, tanggungjawab dan tugas yang berat namun mulia, sudah menanti di depan kita bersama. Karenanya perkenankan saya menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyegarkan ingatan kolektif kita kembali tentang keberadaan Perempuan Parlemen tentang 3 (tiga) hal yaitu, 1. Sejarah Perempuan Parlemen di Indonesia dan Permasalahannya, 2. Perkembangan Jumlah Perempuan Parlemen di Kab/Kota dan Provinsi Bali, 3. Strategi Menuju Peranan Perempuan Parlemen dalam persamaan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Berbagai bidang Lainnya, "jelasnya di podium.

Gusti Ayu Diah juga ingin mengingatkan kembali bahwa sejarah telah mencatat ada 4 (empat) Perempuan Pertama di Indonesia yang duduk di Dewan Kota, apa yang ada hari ini kita sebutkan sebagai Perempuan Parlemen. "Cerita itu bermula dari masa pemerintahan Hindia Belanda, yang telah menunjuk Cornelia Hendrika Razoux Schultz-Metzer pada tahun 1935, menjadi anggota Dewan Rakyat. Tentu saja para perempuan Indonesia yang gagah dan berani, keberatan dan memprotes penunjukkan itu, lantaran tidak ada wakil perempuan pribumi yang duduk di Dewan Rakyat, "paparnya.

Anggota KPP Provinsi Bali 

Atas protes itulah syukurnya Cornelia sendiri mau mendengarkannya dan mengajukan mosi mendesak pemerintah kolonial pada tahun 1937, agar memberikan hak pilih perempuan dari semua kelompok masyarakat, dan pemerintah akhirnya mengabulkan keinginan mereka. Pemerintah kolonial menjamin hak pilih pasif perempuan dari semua ras untuk mengikuti pemilihan Dewan Kota (Gemeente Raad). Pemberian hak pilih pasif di tingkat Dewan Kota itu menjadi setitik cahaya bagi gerakan perempuan. Menanggapi pemberian hak pilih pasif Dewan Kota pada Pebruari 1938, para perempuan kembali berkumpul dalam Kongres Perempuan Indonesia (KPI) III di Bandung, Juli 1938, membahas tentang kemungkinan diraihnya hak pilih aktif bagi perempuan dan strategi mengajukan wakil perempuan di Dewan Kota dalam pemilihan berikutnya.


"Hasilnya, 4 (empat) perempuan Indonesia terpilih di Dewan Kota pada 1939. Mereka adalah 1. Emma Poeradiredja, 2. Siti Sukaptinah, 3. Siti Sundari Sudirman dan 4. Sri Oemiati (Nur Janti, 2019), "ujarnya.

Ia juga menjelaskan dalam satu periode pemilu terakhir telah terjadi lonjakan jumlah Perempuan Parlemen Provinsi Bali sebanyak 7 kali lipat. "Ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap politisi perempuan semakin meningkat, "terangnya. (Ray)

KITA PASTI BISA.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama